BERITAMALUKU.COM, Piru – Pihak PT. Pertamina dan Polres SBB harus memberikan sangsi tegas kepada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 86.975.39, yang beroperasi di Dusun Tanah Goyang, Desa Lokki, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku.
Pasalnya, diduga adanya penjualan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang tidak sesuai dengan ketentuan berlaku, yaitu dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Sehingga, dengan tindakan seperti itu, pihak SPBU tersebut dapat meraup keuntungan yang lebih besar.
Diketahui, harga BBM jenis pertalite yang ditetapkan perliternya Rp 10.000, kini dijual bisa mencapai Rp 14.000 – Rp 15.000 perliter.
Kemudian, harga bio solar Rp 8.600, kini dijual bisa mencapai Rp 10.000, bahkan lebih dari itu.
Lebih parahnya, stok BBM yang disuplai dari Pertamina ke SPBU 86.975.39 namun tidak sampai, hanya tertampung di rumah karyawan SPBU tersebut.
“Stok minya yang sering disuplai dengan mobil tengki dari Pertaminya itu biasanya cuman sampai di rumahnya karyawan SPBU,” ujar salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya kepada berita-maluku.com, Selasa (17/9/2024).
Ia juga mengungkapkan, pihak SPBU juga sering lakukan penjualan BBM jenis pertamax maupun ke pertalite ke pengecer-pengecer.
“Ada beberapa pengecer yang sering beli minyak dengan cergen-cergen di pegawai SPBU itu, sampai-sampai kendaran yang mau isi minyak tapi sudah tidak ada,” ungkapnya.
Diberitakan, stok BBM di SPBU 86.975.39 kini menjadi sorotan. Sorotan tersebut datang dari kalangan masyarakat, hal itu lantaran BBM di SPBU tersebut sering mengalami kelangkaan.
Pantauan berita-maluku.com di lapangan pukul 10:45 WIT, Minggu (15/9/2024) kemarin, tidak ada aktivitas penjualan BBM, padahal stok minyak sering disuplai dari Pertamina.
Sehingga dinilai adanya permainan oleh pihak SPBU yang menjual BBM dengan harga tinggi ke pihak pengecer.(*)
Comment