BERITAMALUKU.COM, Namlea – Akibat curah hujan extrim, sehingga menyebabkan sebagian wilayah di Kabupaten Buru, Maluku terendam banjir. Hal itu terlihat saat hujun dengan intensitas tinggi mengguyur Pulau Buru sejak awal Juli 2024 sampai saat ini.
Alhasil, debit air di sungai Way Apu mengalami kenaikan, sehingga meluap ke pemukiman warga.
Jadi, banjir yang melanda dataran Waeapo bukan disebabkan akibat jebolnya tanggul Bendungan Way Apu.
Hal itu disampaikan Kasie Pelaksana Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Eadtwin Laetemia.
“Pada 3-5 Juli 2024 di Bendungan Way Apu terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi, dimana tercatat pada tanggal 4-5 Juli 2024 terjadi hujan terus-menerus dengan hujan kumulatif sebesar 196,50 mm setara dengan Q40 = 777 m/detik,” kata Laetemia saat dikonfirmasi berita-maluku.com, Sabtu (6/7/2024).
Menurutnya, pengamatan elevasi muka air mulai dilakukan sejak Kamis, 4 Juli 2024 pukul 17.40 dimana elevasi muka air Way Teba dan Way Apu berangsur-angsur naik. Pada pukul 21.30, muka air pada Way Teba mengalami penurunan sekitar 30 cm, dan masih menurun pada pukul 22.00, hanya saja pada 5 Juli 2024 pukul 00.00, elevasi muka air mulai naik kembali.
“Hal itu terus terjadi sehingga debit air melebihi kapasitas terowongan pengelak dan kelebihan air harus melewati alur sungai lama,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, bendungan Way Apu saat sini sedang dalam tahap penggalian pondasi, dengan terlewatinya air pada alur sungai lama, mengakibatkan pekerjaan galian pondasi belum bisa dilanjutkan menunggu debit air normal.
“Upaya mitigasi yang sudah dilakukan antara lain berupa pemantauan berkala elevasi muka air Sungai Way Teba dan Sungai Way Apu yang dilakukan setiap jam pengamatan, melakukan evakuasi pekerja dan alat yang masih berada di semua lokasi pekerjaan pada pukul 02.00 tanggal 5 Mei 2024, dan melakukan inventarisasi alat yang terkena dampak banjir,” jelasnya.
Dikatakan, upaya pemulihan yang akan dilakukan yaitu melakukan perbaikan jembatan bailey, perbaikan jalan akses kerja sampai ke tubuh bendungan, perbaikan tanggul sementara (temporary cofferdam), dan melanjutkan pekerjaan galian pondasi.
Lanjutnya, sungai Way Apu hampir setiap tahun mengalami kenaikan debit air, yang memberikan dampak banjir terhadap wilayah yang berlokasi di area hilir.
“Adapun tujuan dari pembangunan Bendungan Way Apu ini salah satunya adalah untuk mereduksi debit banjir, sehingga dapat mengamankan area di hilir bendungan yang selama ini menjadi langganan banjir akibat luapan Sungai Way Apu,” pungkasnya.
Dirinya juga meminta kepada masyarakat di kabupaten berjuluk Bupolo itu agar tidak perlu khawatir dengan informasi yang tidak benar.
“Masyarakat tetap waspada namun tidak perlu khawatir atau merasa resah, karena soal luapan air sudah ditangni, serta kondisi air sudah mulai surut,” harapnya.(*)