BERITAMALUKU.COM, Namlea – Ribuan pendukung dan simpatisan yang berasal dari 10 kecamatan di Kabupaten Buru, telah hadir dan memadati kampanye akbar pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buru, Abdul Aziz Hentihu dan Gadis Siti Nadia Umasugi dengan jargon BASIS, di Lapangan Pattimura Namlea, Maluku. Kamis (22/11/2024).
Dalam agenda tersebut, ada sejumlah juru kampanye (Jurkam) telah menyampaikan orasi politiknya, sehingga para pendukung tidak sabar untuk menanti kemenangan BASIS pada Pilkada Buru 2024.
Jurkam yang tampil pada saat itu, yakni Ketua DPRD Buru Bambang Langlang Buana, anggota DPRD Maluku Dali Fahrul Syarifudin, mantan Bupati Buru Ramli Ibrahim Umasugi.
Kemudian, Wakil Ketua Demokrat Kabupaten Buru Jafar Nurlatu, mantan anggota DPRD Buru Arifin Latbual.
Serta, calon Bupati Buru Abdul Aziz Hentihu yang memberikan orasi politiknya di akhir kampanye.
Di hadapan ribuan pendukungnya, Aziz tegaskan, dirinya dan Gadis Umasugi bukan bagian dari masa lalu. Keduanya merupakan mimpi masa depan Bumi Bupolo untuk 5 tahun kedepan.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan visi Memajukan Bupolo, Menata Kota dan Membangun Desa serta 10 program unggulan yang terukur dan realistis untuk masyarakat Kabupaten Buru.
Sehingga dalam orasi politiknya, dirinya selalu meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat di Bumi Bupolo.
“Kami memohon doa dari bapak ibu samua yang hadir di sini (kampanye akbar). Kami berdua sedang memiliki mimpi untuk masa depan Kabupaten Buru,” ujar Aziz.
Kemudian, Aziz juga menitip pesan kepada seluruh Aparat Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Buru, karena mereka saat ini sedang memiliki masalah Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP). Olehnya itu di Tahun 2025 dirinya pastikan bakal menyelesaikan masalah TTP ASN.
“Katong menghendaki, ASN memiliki motivasi, profesionalisme dan disiplin dalam tugas, jadi katong wajib menyelesaikan masalah TTP,” kata Aziz.
Paslon BASIS jika terpilih nanti, lanjut Aziz, bakal membangun baeleo adat empat petuanan di pusat Kota Namlea. Pembangunan baeleo adat ini tidak hanya menjadi simbol, melainkan akan difungsikan sebagai tempat untuk pengambilan keputusan adat empat petuanan.
“Bagi semua pemangku adat di empat petuanan sekali lagi beta memohon do’a dan dukungan,” pungkasnya.(*)
