BERITAMALUKU.COM – Kurang lebih empat tahun, talud penahan ombak di Desa Ubung, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku telah rusak, namun tak kunjung diperbaiki.
Keluhan itu dismpaikan Tokoh masyarakat Desa Ubung, Basir Umasugi kepada wartawan, Senin (19/6/2023).
“Kerusakan talud sepanjang kurang lebih 300 meter itu sudah hampir 4 tahun lamanya,” ungkapnya.
Ketua Kelompok Nelayan Desa Ubung itu menjelaskan, talud yang dibuat setinggi 2,5 meter tersebut dinilai dikerjakan secara asal-asalan dan tak berkualitas, hingga tak mampu menahan kuatnya ombak.
“Talud yang menggunakan dari buis beton hingga kini masih bertahan, namun talud biasa sejak beberapa tahun sudah amblas. Kerusakan itu diduga proses pengerjaan dasar talud tak dibuat dengan baik,” ungkapnya.
“Di wilayah pesisir Desa Ubung dibangun dua talud, pertama talud biasa, kedua itu pakai cincin. Tentunya pakai cincin beton itu kuat, tapi kalau biasa gampang rusak, apalagi pekerjaan talud biasa ini pakai tenaga manual dengan kualitas rendah, jadi ketika dihantam ombak terus menerus, tentu saja jebol,” lanjut Basir menambahkan.
Basir juga berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Buru maupun Pemerintah Desa (Pemdes) tidak cuek dan segera memperbaiki talud tersebut atau membangun talud baru, dengan menggunakan buis beton yang lebih kuat.
Mengingat Pulau Buru dalam bulan September sampai Desember akan memasuki musim angin barat, kekuatan ombak dan tinggi gelombang bakal lebih kuat dari biasanya.
“Kami berharap agar talud dibangun kembali dengan kualitas yang baik, kalau tahun ini tidak dibangun dampaknya bisa bikin hanyut rumah warga di pesisir pantau Desa Ubung. Kini masih dalam kondisi normal, namun jika sudah musim angin barat tinggi gelombang bisa bikin abrasi tambah parah, kami cuma berharap pemerintah Daerah maupun Desa jangan cuek dengan keadaan,” harapnya.(*)
Comment