BERITAMALUKU.COM,Namlea – Menyikapi persoalan kenaikan tarif penyeberangan Namlea-Ambon di KM Cantika Lestari 8A yang tidak masuk akal, dalam waktu dekat ini Komisi III DPRD Buru bakal memanggil pihak-pihak terkait.

Di antaranya, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Laut Namlea dan Direktur PT Pelayaran Dharma Indah.

Hal itu ditegaskan Ketua Komisi III DPRD Buru, M. Rum Soplestuny kepada berita-maluku.com, Kamis (2/10/2025).

“Komisi III berinisiatif dalam waktu dekat ini kita akan memanggil kepala UPP Pelabuhan Namlea terkait dengan kebijakan tarif tiket yang dirasa tidak sesuai,” kata Rum.

Dirinya berjanji, masalah tersebut akan tetap disikapi oleh Komisi III, tujuannya untuk memberikan rasa keadilan bagi pengguna jasa penyeberangan, baik untuk ambulans atau kendaraan lain.

“Kita akan panggil kepala UPP, setelah itu kita minta kepala UPP untuk panggil direktur PT Pelayaran Dharma Indah dan pihak KM Cantika Lestari 8A. In syaa Allah diagendakan pada Senin atau Selasa besok,” ujarnya.

Mantan Ketua DPRD Buru periode 2019-2024 itu juga sesalkan terkait pelayanan di KM Cantika Lestari 8A yang dirasa kurang maksimal.

Salah satunya saluran air di dalam toilet sering mati, padahal durasi penyeberangan begitu lama.

“Toilet di KM Cantika Lestari 8A cuman satu, ditambah air sering mati setelah 4 jam perjalanan. Padahal durasi perjalanan dari Namlea ke Ambon itu bisa 7-8 jam. Jadi, penumpang tidak bisa lagi gunakan fasilitas itu. Masah kapal sebesar itu toiletnya cuman satu untuk dipakai banyak penumpang, dari kejadian itu sangat menggangu kenyamanan,” sesalnya.

Sebelumnya diberitakan, penjualan tiket penyeberangan Namlea-Ambon pada KM Cantika Lestari 8A terhadap mobil ambulans untuk mengantar jenazah senilai Rp 2,5 juta.

Parahnya lagi, mobil ambulans umumnya termasuk dalam Golongan IV A (kendaraan penumpang). Namun, di dalam bukti tiket itu disebutkan sebagai Golongan VII (tujuh).

Padahal, kendaraan dengan Golongan VII sendiri merujuk pada truk trailer dengan panjang maksimal 12 meter untuk penyeberangan di pelabuhan.

Hingga berita ini dimuat, pihak PT Pelayaran Dharma Indah hingga kini belum dapat dikonfirmasi.(*)