BERITAMALUKU.COM, Namlea – Pulau Buru merupakan salah satu pulau terbesar di Maluku, ada banyak aspek yang belum terungkap, mulai dari alam, budaya dan sejarah.
Olehnya itu, ekspedisi bertajuk “Rediscover Buru” ini menjadi momentum penting untuk menggali kembali potensi alam, budaya, sejarah, sekaligus memperkuat upaya konservasi Pulau Buru.
Ekspedisi ini digagas oleh Wanadri, organisasi pelopor kegiatan alam bebas di Indonesia, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Mahatva (Mapala Pertanian Unpad).
“Kegiatan Buru Expedition 2025 yang kita laksanakan hari ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari semangat eksplorasi, pelestarian alam, serta penguatan identitas budaya dan sejarah di Bumi Bupolo yang kita cintai,” kata Asisten II Efendi Rada, saat pembukaan sekaligus Pelepasan Tim Buru Expedition Tahun 2025, di Aual Kantor Bupati Buru, Namlea, Kabupaten Buru, Maluku. Rabu (17/9/2025).
Dijelaskan, skspedisi ini tidak hanya akan menggali kekayaan alam dan potensi wisata tersembunyi di Kabupaten Buru, tetapi juga akan memperkuat data ilmiah dan dokumentasi yang sangat berguna bagi pembangunan daerah ke depan.
“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah menggagas, mendukung, dan terlibat dalam pelaksanaan ekspedisi ini. Terutama kepada generasi muda dan komunitas pecinta alam, peneliti, dokumenteris, serta para relawan yang tergabung dalam Tim Buru Expedition,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini,dirinya berharap, akan lahir semangat baru dalam mencintai dan menjaga kekayaan alam dan budaya di kabupaten berjuluk Bupolo ini.
“Kita memiliki Danau Rana, Gunung Kapalamadang, hutan tropis yang luas, flora dan fauna endemik, serta sejarah peradaban lokal yang luar biasa. Semua ini harus terus kita kenalkan, kita lestarikan, dan kita wariskan kepada generasi mendatang,” ungkapnya.
Efendi juga berpesan, agar tetap menjaga keselamatan, junjung tinggi etika eksplorasi, dan jadikan perjalanan ini sebagai pengalaman penuh makna yang membawa manfaat bagi masyarakat Buru.
“Dokumentasikan setiap langkah, setiap temuan, dan setiap cerita yang akan menjadi bagian dari narasi besar tentang Kabupaten Buru di masa depan,” pungkasnya.
Diketahui, pihak yang tergabung dalam Tim Buru Expedition Tahun 2025, yakni Wanadri, PERDAMI, BASARNAS, TNI AU, TNI AD, KODAM Pattimura, Dinas Kesehatan Maluku/Buru, serta elemen masyarakat Buru.
Rangkaian Kegiatan “Buru eXpedition” April–Oktober 2025, yaitu:
1. Pemanjatan Tebing Kaku Mahu (700 m) pada 20 Mei 2025, sekaligus pendataan flora di wilayah tebing curam.
2. Penelitian Flora Gunung Kapalatmada, Fokus pada identifikasi tumbuhan tahan perubahan iklim. Targetnya: jurnal ilmiah, buku, kebijakan konservasi, hingga penamaan spesies baru.
3. Pendataan Sosial Budaya & Potensi Ekowisata. Observasi berbasis kearifan lokal.
4. Sirkumnavigasi Pesisir Pulau Buru dengan Kayak Laut. Pemetaan potensi pesisir dan laut sebagai identitas bangsa bahari.
5. Rehabilitasi Mangrove. Penanaman dan perawatan mangrove sebagai upaya konservasi dan mitigasi perubahan iklim.
6. Pelatihan Selam Bersertifikat A. Untuk pemeliharaan terumbu karang dan mendukung pariwisata bahari.
7. Program Kesehatan Masyarakat – Operasi katarak, layanan kesehatan umum, distribusi kacamata baca, dan penyediaan air bersih.(*)