BERITAMALUKU.COM,Namlea – PT Wimala Nusantara Jaya, KSO yang bergerak di bidang jasa konstruksi, pembangunan jalan dan jembatan, kini mendapat sorotan publik.
Pasalnya, perusahaan yang sering menangani proyek dengan nilai anggaran miliaran rupiah itu tak mampu menyelesaikan pembayaran lahan pasir dan batu milik warga, senilai Rp 11,5 juta.
Sehingga, anggaran yang dikelolah untuk proses pekerjaan Jembatan Waeteba, di Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongguba, Kabupaten Buru, Maluku tersebut patut dipertanyakan.
Sebagai pengawas lapangan, Risman membenarkan, bahwa pihaknya belum melunasi pembayaran lahan yang digunakan untuk mengangkut batu dan pasir yang dipergunakan untuk pekerjaan proyek jembatan.
“Betul, bukan kita tidak mau bayar, ini karena dana dari kantor belum masuk. Karena mau Tahun Baru jadi saya kasih talangan dari dana pribadi,” kata Risman saat dikonfirmasi berita-maluku.com melalui panggilan whatsapp, Senin (29/12/2025) malam.
Dirinya mengatakan, pihaknya masih memiliki etikad baik untuk melunasi pembayaran lahan, dan tidak ada niat untuk kabur atau menghindar.
“Kita punya etikad baik ada, kecuali kita lepas komunikasi dengan dia (pemilik lahan). Jadi, bukan kita tidak mau bayar, hanya saja dana dari kantor belum direalisasi,” ujarnya.
Risman juga menjelaskan, dari total pembayaran senilai Rp 11,5 juta, kini tinggal Rp 8,5 juta, karena sudah dibayar Rp 3 juta.
“Tadi barusan saya sudah transfer Rp 3 juta, jadi tersisa Rp 8,5 juta. Nanti selesai libur Natal dan Tahun Baru, kita akan proses pembayaran sisanya,” jelasnya.
Diberitakan, pihak PT Wimala belum melunasi pembayaran lahan pasir dan batu senilai Rp 11,5 juta kepada pemiliknya.
Alhasil, pemilik lahan merasa kecewa dan mengancam akan tempuh jalur hukum, untuk melaporkan masalah tersebut.
“Sampai sekarang lahan kami belum selesai dibayar oleh pak Risman, selaku pengawas proyek milik PT Wimala,” ungkap pemilik lahan, Semi Latbual.
Dia menjelaskan, total uang lahan yang belum dilunasi senilai Rp 11,5 juta. Seharusnya, lahan tersebut selesai dibayar beberapa bulan lalu.
“Sisa uang yang dibayar itu Rp 11,5 juta. Kita sudah hubungi pak Risman ulang-ulang, tapi cuman diberikan janji, kita punya keperluan banyak, apalagi momen Natal kemarin,” ujar Seni dengan nada kecewa.(*)
