BERITAMALUKU.COM, Namlea – Isu kenaikan harga beras, ditambah hilangnya jaringan telkomsel, sering terjadingan pemadaman listrik, serta kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Buru, membuat DPRD Buru mengambil langkah tegas.

Ketua DPRD Buru, Bambang Langlang Buana memastikan, pihaknya akan memanggil sejumlah pihak terkait untuk mencari akar masalah sekaligus merumuskan solusi konkret.

“Hal yang terjadi saat ini merupakan keluhan seluruh masyarakat, dan menjadi tanggungjawab bersama, karena bukan cuman satu masalah, ada minyak tanah langka, jaringan hilang, listrik mati, harga beras naik, ini hal-hal yang menjadi kebutuhan dasar, dan bukan saja menjadi masalah masyarakat, tapi termaksud anggota DPRD,” kata Ketua DPRD Buru saat temui masa aksi di depan kantor DPRD Buru, Kamis (4/9/2025) malam.

Politisi PPP itu juga menegaskan, pemanggilan terhadap pihak terkait itu ada dilakukan dalam waktu dekat, sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan.

“Tiga komisi sudah menyampaikan kepada pimpinan untuk memanggil pihak Telkom, PLN, Disperindah, agen minyak, Pertamina dan Bulog. Semuanya akan kita undang dalam rapat lintas komisi pada Senin mendatang,” tegasnya.

Dirinya juga berharap kepada mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus, untuk tidak berhenti dalam memberikan kritikan kepada para wakil rakyat.

“Aksi ini bukan yang terakhir untuk kita (DPRD) terus dikritisi, karena untuk mewujudkan misi yang dibawa oleh pemerintahan baru, benar-benar kita harus kontrol dan kawal. Apa yang menjadi kewenangan DPRD, yang menjadi tuntutan aksi in syaa Allah 25 anggota DPRD akan berusaha maksimal, dan terus bekerja dengan baik,” harapnya.

Tak hanya itu saja, Ketua beserta seluruh anggota DPRD Kabupaten Buru sangat mendukung soal pengesahan rancangan undang-undang (RUU) perampasan aset.

Dukungan itu disampaikan langsung Ketua DPRD Buru, Bambang Langlang Buana dan seluruh anggota DPRD.

Diketahui, unjukrasa dilakukan Cipayung Plus itu digelar di tiga lokasi berbeda di Kota Namlea, yakni kantor Bupati, Polres Buru dan kantor DPRD Buru.

Namun, sebelum berlangsung ke tiga lokasi itu, para pengunjukrasa sempat melakukan orasi secara bergantian di depan Simpang Lima Kota Namlea, sambil membakar ban bekas.

Tindakan itu dilakukan sebagi bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah daerah, yang dinilai sangat merugikan masyarakat, seperti kenaikan harga beras.(*)