Scroll untuk baca artikel
BeritaBerita UtamaInfrastrukturMalukuOpiniPendidikan

Kemerdekaan Indonesia dan Kemajuan Maluku

536
×

Kemerdekaan Indonesia dan Kemajuan Maluku

Sebarkan artikel ini

Oleh M. Abdul Rolobessy | Mahasiswa Jurnalistik IAIN Ambon

BERITAMALUKU.COM, Ambon – Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan, terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil, dengan jumlah 1.392 pulau. Maluku merupakan provinsi yang terletak di bagian selatan Kepulauan Maluku. Ibu Kota provinsi yakni Kota Ambon. Provinsi Maluku berbatasan dengan sejumlah laut, yaitu Laut Seram di sebelah Utara, serta Lautan Indonesia dan Laut Arafura di sebelah Selatan.

Maluku telah lama ada sebelum kemerdekaan. Dan pemimpin di Provinsi Maluku selalu berganti-ganti, dari Mr. Yohanes Latuharhary, orang pertama yang menjabat Gubernur Maluku Tahun 1945-1950. Dibawah kepimpinan Presiden Soekarno. Hingga Murad Ismail pada periode 2019-2024, saat kepemimpinan Presiden Joko widodo (Jokowi).

Meskipun sudah puluhan tahun ada dan sering bergantin pemimpin, namun Maluku tak ada kemajuan dalam sumber daya apapun. Padahal kita ketahui jelas provinsi ini sudah berganti-ganti pemimpin sebanyak lima belas gubernur dari era penjajahan, reformasi, sampai pada Presiden Jokowi yang dijuluki Bapak Infrastruktur hingga mengejar julukan Bapak Rekonsiliasi.

Tetapi, kepemipinan di indonesia yang merujuk pada infrastruktur Maluku, dari segi pembangunan, pertanian dan kelautan, kesehatan, pertambangan sampai tingkat pendidikan. Poin-poin  ini belum terpenuhi secara menyeluruh, dimana para pemimpin itu bekerja?

Sudahkah kemerdekaan yang dirasakan masyarakat atau warga telah dinikmati. Padahal hak-hak keadilan serta kesejahteraan warga Indonesia wajib setara ritmenya. Bukan saja pada Jawa, Sumatra dan Sulawesi. tetapi Maluku jua ingin mencicipi kesejahteraan yang dimana itu ialah hak masyarakat bernegara.

Apakah cita-cita reformasi akan berjalan dalam riuh tepuk tangan? Atau ia akan pulang dengan kesepian dan kesendirian saat Republik ini diletakkan di punggung mantan Komandan Pasukan Khusus itu? Tak ada yang bisa memprediksi ini dengan ajek. Ia kini, sosok yang dinilai akan menghapus sebagian sejarah kekerasan itu. Bagaimana nasib Maluku di era pemimpin presiden kali ini, apakah kita tetap dalam keterpurukan atau naik satu level menuju kemajuan.

Maluku terlalu lambat oleh kemajuan karena pengangguran di mana-mana. Pada Februari 2024, Maluku mencatat sebanyak 5,96% atau 56,54 ribu orang. Angka ini mengalami peningkatan. Februari 2023 tercatat 54,85 ribu orang. Apakah ini sebagai suatu tata letak wajib, kemerdekaan itu diakui, sedangkan masyarakat Maluku menjadi orang-orang yang kehilangan masa depan dan kesejahteraan yang tertinggal.

Maluku ini sendiri menjadi daerah perebutan kekuasaan para elit-elit akbar negara. Bisa saja Maluku menjadi tak-tik huru hara perang sosial, agama, serta tanah. Bagaimana kemajuan Maluku kedepan? sedangkan kesejahteraan rakyat Maluku di tengah perundingan wabah ketidak kemaslahatan fajar kesadaran, bahwa kemerdekaan politik asal penjajahan bukanlah akhir dari usaha pembebasan.

Saya kutip pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika 1955, Bung Karno mengingatkan: serta saya minta pada Tuan-tuan, janganlah hendaknya melihat kolonialisme pada bentuk klasiknya saja, mirip kita pada Indonesia serta saudara-saudara kita di berbagai daerah Asia-Afrika mengenalnya.

Kolonialisme mempunyai juga baju modern pada bentuk dominasi ekonomi, penguasaan intelektual, penguasaan materiil yang nyata, dilakukan sang sekumpulan mungil orang-orang asing yang tinggal pada tengah-tengah masyarakat. dimana, bilamana serta bagaimanapun timbul, kolonialisme adalah hal yang jahat, ini yang harus dilenyapkan pada muka bumi.

Pada kaitan itu, Amartya Sen, peraih Nobel bidang ekonomi Tahun 1998, melancarkan kritik terhadap pendekatan pembangunan yang terlampau menekankan pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto), arus investasi, komoditas, standar hayati, dan keadilan sebatas ucapan baginya. “yang harus dikedepankan pada pembangunan menggunakan semangat kemerdekaan merupakan pemberdayaan insan menggunakan meningkatkan kualitas hayati. serta bila bicara kualitas hayati, maka gosip utamanya kapabilitas”.

Kapabilitas adalah kesempatan serta kebebasan agar meraih apa yg ditinjau seseorang secara reflektif sebagai sesuatu yang bernilai. Apakah maluku sudah terlihat realistis maju secara pendidikan, perekonomian dan lain-lain.

Pada kaitan itu, memo kebijakan negara-negara harus menggunakan kesenjangan pendapatan tinggi memiliki gerak sosial yang cukup membangun. pada perkara mobilitas sosial, secara vertikal cenderung kian terbatas seiring dengan pelebaran kesenjangan pendapatan dan perbedaan akses pada memasuki global pendidikan.

Anak-anak berasal famili berpendapatan tinggi serta rendah terlahir dengan kemampuan yang sama, akan tetapi dengan kesempatan yg tidak selaras. karena itu, kesenjangan pada pencapaian pendidikan serta pekerjaan antara anak-anak berpendapatan tinggi serta rendah kian melebar. wajib dikatakan bahwa keluarga berpendapatan tinggi mendominasi pendaftaran pada perguruan tinggi selektif di negera luar contohnya.

Begitu pun menggunakan tingkat kelulusan perguruan tinggi, mereka yang berlatar keluarga berpendapatan tinggi. semakin tinggi secara tajam pola pikir mereka semakin sejahtera. Sedangkan mereka yang berpendapatan rendah, pertumbuhan ekonominya tidak memadai, bagaimana dengan perubahan hidup mereka, banyak anak di Maluku masih tertinggal dalam aspek bidang kinerja pemerintah.

Apakah kekuatan finansial pula menjadi dampak latar belakang pendidikan. Apalagi soal nilai kampus yang tertinggalnya jauh sekali dengan kampus yang diprioritas pemerintah pusat. Ada juga pandangan kemerdekaan dari Ali Syari’ati. Ia beropini bahwa “manusia merupakan makhluk merdeka yang mempunyai potensi tanpa batas untuk menentukan nasibnya sendiri”. Ali Syari’ati mempermasalahkan kaum kapitalis menjadi penguasa struktur pemerintahan dan asal masalah yang menindas kaum lemah.

Ali Syari’ati memandang dilema humanisme menjadi problem yang sangat penting. Ali Syari’ati berpendapat bahwa “kemanusiaan liberalisme menggunakan sistem kapitalnya menjadi racun berbisa bagi humanisme”.

Selama ini yang dirasakan rakyat Maluku ialah ketidak kesejahteraan. Padahal penggusuran tanah berhektar-hektar, janji “Lumbung  Ikan Nasional” tang akan dibangun di Maluku serta struktur penggarapan alam demi membayar hutang negara. Sudahkah terlaksana di Maluku, nyatanya tidak!

Maka potensial melihat Maluku harus menjadi titik kemajuan di masa yang akan datang. obrolan potensial kemajuan Maluku mesti diikuti menggunakan pengelolaan sektor potensial yang mapan dan tindakan. Jika ini tak dilakukan, maka jeritan masyarakat Maluku akan menjadi ritual yang dirayakan setiap harinya.(*)

Comment