BERITAMALUKU.COM, Namlea – Mama Nisa, nama yang begitu populer untuk para penambang di kawasan tambang emas ilegal Gunung Botak.
Populer bukan karena prestasi, namun Mama Nisa warga Desa Masarete, Kecamatan Teluk Kaiely, Kabupaten Buru, Maluku ini sering membuat onar di lokasi tambang, baik di gunung mau pun di Kali Anahoni.
Pasalnya, banyak masalah yang dirinya lakukan dengan beberapa penambang lainnya, seperti masalah paritan, bak air, dan lainnya.
Dengan sikap premanisme yang ditunjukan oleh Mama Nisa ini, membuat para penambang lainnya merasa tidak aman.
Serta, hal seperti itu akan dapat mengganggu aktivitas penambang lainnya. Dan bisa membuat aparat gabungan melaksanakan penertiban pada lokasi tambang tersebut.
Hal itu dikarenakan lokasi tambang sudah mulai tidak aman, bisa berdampak terhadap konflik internal antar para penambang.
Mama Nisa berani melakukan tindakan seperti itu apakah karena dikawal oleh aparat ?
Berdasarkan informasi berita-maluku.com di lapangan, Minggu (11/8/2024), ada aparat yang memback up aktivitas ilegal yang dilakukan oleh Mama Nisa.
Sampai-sampai, seluruh masalah yang melibatkan Mama Nisa ini, ada oknum aparat yang terlibat untuk menyelesaikannya.
Karena itu, dirinya bebas melakukan apa saja, dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri.
Seperti yang terjadi saat ini, Mama Nisa mencoba ingin mengusai berbagai fasilitas pengelolaan material emas, seperti bak air. Padahal, barang tersebut bukan miliknya, tapi milik orang lain.
Berbagai macam cara sudah Ia lakukan, bahkan masalah tersebut sudah diselesaikan di pos pengamanan, ada juga pembayaran ganti rugi dari pihak lain untuk Mama Nisa yang disertai dengan pernyataan sikap.
Tak sampai disitu, Mama Nisa juga mengadukan masalah kepemilikan bak itu ke pemilik lahan, yang dimana lokasi itu milik Raja Kaiely, Fandy Wael.
Padahal, persoalan bak itu, Mama Nisa tidak ada sangkut pautnya, hanya saja caranya ingin menguasai bak tersebut sudah melewati batas, sehingga menggunakan cara-cara yang tidak bagus.
Singkatnya, walaupun belum ada titik temu soal masalah tersebut, kini Mama Nisa mencoba mengaktifkan semua fasilitas yang ada, tanpa ada koordinasi dengan pemilik barang.
Untuk itu, pihak TNI-Polri, dalam hal ini Kodim 1506/Namlea dan Polres Buru, serta Pemkab Buru jangan tinggal diam, segera lakukan penegakan hukum, seperti penertiban dan penyisiran aktivitas pertambangan emas ilegal di kawasan gunung botak.
Apabila masalah para penambang terus berlarut-larut, maka bisa dipastikan adanya korban jiwa.(*)
Comment