BERITAMALUKU.COM, Namlea – Partai Golkar resmi mendukung pasangan Abdul Aziz Hentihu – Gadis Siti Nadia Umasugi untuk maju di Pilkada Kabupaten Buru, Maluku, pada November 2024 mendatang.
Namun, pasangan tersebut ditolak dan dinilai akan berpengaruh pada pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa- Ramly Ibrahim Umasugi (HL-RU) akan kalah telak di Kabupaten Buru, jika Partai Golkar masih mempertahankan Gadis sebagai bakal calon Wakil Bupati Buru.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengurus DPD I Partai Golkar Maluku Bidang Pemenangan Pemilu Buru dan Buru Selatan, Al Muhajir Sipiel Miru, di Kota Namlea, Kabupaten Buru, Kamis (1/8/2024).
Al Muhajir menegaskan menolak keputusan Ketua DPD I Partai Golkar Maluku, Ramly Ibrahim Umasugi dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
“Menolak tegas kebijakan Ketua DPD I dan DPP untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada saudari Gadis Umasugi dan Asiz Hentihu, karena saya menganggap bahwa formasi ini ketika didudukkan maka akan berpengaruh terhadap pemilihan gubernur dan wakil gubernur kedepan,” kata Al Muhajir.
Menurutnya, menarik dari sejarah pada 14 Februari 2024 lalu, pemilihan legislatif bahwa suka atau tidak suka Golkar turun drastis di kabupaten penghasil minyak kayu putih tersebut.
“Dan kemudian ini menjadi catatan buruk untuk pemilihan legislatif kedepan, karena Golkar yang ada 2 kursi di Provinsi dari Dapil Buru-Buru Selatan itu hilang dan di kabupaten Buru 8 kursi hilang tinggal 3 kursi,” tegasnya.
Ia menjelaskan apapun bentuknya, harus mempertimbangkan keberpihakan dan partisipasi publik terhadap pemilihan Bupati dan Gubernur kedepan.
“Saya selaku kader Golkar DPD I hari ini kalau formasi ini terus sampai pemilihan bupati dan gubernur, maka secara tegas say am sampaikan bahwa saya akan mundur dari kepengurusan DPD I Golkar Maluku, karena bagi saya formasi yang dilakukan ini, itu kalah telak. Kalau kira-kira saudara HL mengambil pak Ramly Ibrahim Umasugi selaku Ketua DPD I Golkar Maluku dan kemudian Aziz berpasangan dengan Gadis,” ungkapnya.
Dia menambahkan menyayangkan atas sikap DPD I dan DPP memberikan rekomendasi tanpa melihat dan mengakomodir apa yang menjadi kewenangan tugas dan tupoksi dari pengurus-pengurus.
“Saya tanpa dikonfirmasikan dan tanpa mengambil saya punya pertimbangan selaku Bidang Pemenangan Pemilu Buru dan Buru Selatan. Mestinya harus kemudian ini yang menjadi rujukan untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada kader Golkar,” jelasnya.
“Nah, saya menggap bahwa ini adalah kekeliruan dan saya selaku pengurus DPD I ketika formasi ini tetap masih dijalankan, maka saya akan mundur,” pungkasnya. (*)
Comment