Scroll untuk baca artikel
Berita UtamaKesehatanMaluku

Untuk Mengisi Peluang Bonus Demografi, Pemkab SBB Terus Berupaya Menurunkan Angka Stunting di Maluku

542
×

Untuk Mengisi Peluang Bonus Demografi, Pemkab SBB Terus Berupaya Menurunkan Angka Stunting di Maluku

Sebarkan artikel ini
Penjabat Bupati SBB Andi Chandra Sa’aduddin tampak menggendong salah satu Balita saat kegiatan pencegahan stunting di Desa Uraur, Kecamatan Kairatu, SBB, Maluku, pada Jumat (20/10/2023) kemarin.

BERITAMALUKU.COM, SBB – Penjabat Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Andi Chandra Sa’aduddin mengatakan, guna mengimplementasikan menuju Indonesia emas Tahun 2045, di mana Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi.

Sehingga, anak-anak Balita saat ini betul-betul harus disiapkan menjadi bonus demografi.

Hal itu disampaikan Andi Chandra saat mendampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten SBB, Norma Riana As’addudin melaksanakan kunjungan kerja, sekaligus melakukan pencegahan stunting di Desa Uraur, Kecamatan Kairatu, SBB, Maluku, pada Jumat (20/10/2023) kemarin.

“Kalau tidak disiapkan, bisa jadi pada Indonesia emas, bukan bonus yang diperoleh Indonesia, tapi petaka demografi, yakni pemuda-pemudi yang tidak cerdas karena mereka generasi korban stunting,” kata Andi Chandra.

Dirinya mengungkapkan, Pemerintah Pusat (Pempus) sangat mengapresiasi Kabupaten SBB, melalui program Keroyok Stunting.

“Kita bersyukur bahwa SBB salah satu Kabupaten di Indonesia yang kegiatan penanganan stuntingnya diapresiasi oleh pemerintah pusat dengan program Keroyok Stanting. Untuk itu, apresiasi dari pusat harus dijadikan trigger bagi SBB untuk lebih optimal dalam penanganan stunting, tidak berhenti sampai di sini. Kita harus mewujudkan SBB Bebas Stanting Menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Ketua Tim Penggerak PKK) Kabupaten SBB, Norma Riana As’addudin memberikan asupan makanan bergizi kepada Balita, saat melakukan pencegahan stunting di Desa Uraur, Kecamatan Kairatu, SBB, Maluku, pada Jumat (20/10/2023) kemarin.

Pada kesempatan itu, ia juga memberikan sedikit pemahaman kepada masyarakat, bahwa stunting bukan aib bagi keluarga, namun stunting merupakan kondisi tumbuh kembang anak di masa 1000 hari pertama yang belum optimal, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus, agar kondisi tumbuh kembangnya mencapai kondisi optimal.

“Saya berharap ibu-ibu yang memiliki anak Balita untuk rajin ke posyandu, guna mengontrol tumbuh kembang si buah hati, termasuk ibu-ibu yang hamil muda, untuk rajin ke posyandu, karena saat ke posyandu para kader posyandu di dukung oleh OPD pengampuh penanganan stunting telah menyiapkan makanan sehat, berprotein bagi anak-anak dan ibu hamil,” jelasnya.

Menurutnya, stunting bukan lagi hal yang penting untuk diperhatikan, namun sudah merupakan kewajiban bagi orang tua untuk memerangi stunting demi menuju Indonesia emas.

“Apresiasi saya untuk Kades, kader posyandu, dan ibu-ibu yang sudah hadir ke posyandu sambil membawa anak-anak Balita, semoga SBB bisa bebas stunting,” harap Andi.(*)

Comment