BERITAMALUKU.COM – Masyarakat di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Provinsi Maluku, mulai keluhkan persoalan proyek jalan lintas Namrole-Leksula yang sampai saat ini tak kunjung selesai dikerjakan.
Seharusnya pembangunan jalan lintas Namrole-Leksula itu bisa membuat masyarakat senang, namun sebaliknya.
Padahal pembangunan jalan lintas Namrole-Leksula 2 itu, diketahui ditangani oleh dua perusahaan, yakni PT. Mutu Utama Konstruksi dan PT. Cakrawala Multi Perkasa.
Dengan anggaran proyek yang terbilang cukup besar, karena bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), senilai Rp 138 miliar.
Meskipun proyek tersebut ditangani dua perusahaan dan anggaran sebesar itu, namun sebagian masyarakat mengaku kesal, karena pekerjaan sangat lambat.
Akibatnya, jalan yang tadinya dapat mempersingkat waktu untuk melaksanakan aktivitas dari kampung ke kota, malah mempersulit masyarakat, bahkan membuat warga khawatir dan takut saat melintasi jalan itu saat musim penghujan tiba.
“Kondisi jalan sekarang ini lebih parah, katong (kita) kira jalan yang dibangun ini bisa bikin masyarakat senang, padahal lebih tambah setengah mati,” kata salah satu warga, sering disapa Jhon (33) saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (12/7/2023).
Dirinya menjelaskan, kondisi jalan lintas Namrole-Leksula ini tidak semuanya sudah dikerjakan, hanya sebagian kecil, tapi untuk yang lainnya masih rusak parah.
“Memang ada yang sudah dikerjakan sebelumnya, tapi cuman beberapa kilo saja, tapi yang ada ini sama sekali belum dikerjakan, dan kondisi jalan lebih tambah parah, apalagi saat kondisi hujan seperti sekarang ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, dikatakan, bahkan ada sebagian jalan yang tidak bisa dilalui, karena tidak ada jembatan, meski begitu warga terus berusaha menggunakan alternatif lain.
“Ada jalan yang cuman bisa dilewati menggunakan jambatan darurat, caranya kita mengikat tali dari pohon ke pohon, agar bisa menyebrangi sungai,” ungkapnya.
Sehingga ia berharap, agar pekerjaan jalan tersebut bisa dipercepat, supaya akses warga ke kota lebih mudah dan cepat, apalagi saat kondisi darurat, seperto rujukan orang sakit.
“Kita cuman bisa berharap pekerjaan jalan ini bisa segera terealisasi dan cepat selesai, karena hal yang paling utama itu masalah kesehatan, kalau tiba-tiba ada warga yang sakit terus disuruh rujuk ke Namrole, maka sudah pasti kendalanya itu jalan yang tidak bagus untuk dilalui,” harapnya.(*)