BERITAMALUKU.COM – Warga menilai pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namlea, Kabupaten Buru, Maluku tidak maksimal.
Pasalnya, banyak dokter spesialis yang sampai saat ini tidak bekerja untuk melayani masyarakat.
Hal itu diungkapkan salah satu warga Namlea, Sofyan Muhammadia, kepada berita-maluku.com, Minggu (25/6/2023).
“Ketika saya mengantar ponakan yang mengalami panas tinggi ke rumah sakit, tapi tidak ada pelayanan atau tindakan dari dokter spesialis anak, yang ada hanya perawat saja. Sehingga jelan dua hari saya memutuskan untuk keluarkan ponakan dari rumah sakit,” ungkap Sofyan, Minggu sore.
Sofyan meminta agara Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Buru dan DPRD Kabupaten Buru mengambil langkah tegas, tentang pelayanan di rumah sakit tersebut.
“Pelayanan yang dimaksud adalah para tenaga medis (dokter) yang tidak hadir bertugas di rumah sakit Namlea,” ucapnya.
Ketidak hadiran dokter, menurut Sofyan, diduga lantaran hak Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) para dokter belum terbayarkan selama 11 bulan, sejak Tahun 2022-2023.
“Penjabat Bupati Buru Djalaluddin Salampessy harus bertindak cepat dalam menyelesaikan hak-hak dokter. Sehingga kewajiban mereka sebagai pelayanan publik dapat bekerja secara maksimal, jangan sampai kita masyarakat Buru atau para pasien yang menjadi korban,” pungkas Sofyan.
Dikatakan, RSUD Namlea sudah banyak mengalami masalah, baik dari sisi pelayanan, kekurangan obat, kekurangan kantung darah, oksigen dan lainnya.
“25 Anggota DPRD Kabupaten Buru, jangan hanya sebatas gaya saja. Panggil para dokter-dokter yang ada di RSU Namlea sehingga bisa mengetahui akar masalah yang terjadi hingga saat ini. Jika saja pelayanan di rumah sakit masih buruk seperti ini, harap RSU Namlea di tutup saja,” pintahnya.(*)
Comment